"Riding a race bike is an art - a thing that you do because you feel something inside."

Friday, October 31, 2014

Jeritan Hati Pecinta Balap Indonesia.

Indonesia butuh sirkuit Internasional! Begitu yang selalu terbenak di pikiran kita setiap kali menonton balapan di televisi. Mengapa Indonesia butuh sirkuit Internasional? Mengapa kita butuh saingan sama Sepang-nya Malaysia? 






Indonesia adalah negara motor, bukan negara mobil. Di Indonesia, kemacetan bukan lagi hal yang luar biasa. Seolah masyarakat sudah kebal dengan "term" ini. Makanya selain alasan daya beli masyarakat, juga alasan kemacetan-lah yang menjadikan lebih banyak orang yang memilih naik motor daripada mobil. Dengan lebih banyaknya orang yang memilih motor, juga meningkatkan 'affection' mereka kepada kendaraan roda dua ini. Seolah menjadi hobby dan daya tarik, motor merupakan salah satu benda mewah wajib yang harus dimiliki paling tidak 1 unit perkeluarga.

Meningkatnya 'affection' ke motor, meningkat pula jumlah orang yang menyukai segala hal yang berhubungan dengan motor ini. Termasuk juga di dalamnya olahraga pacuan kuda besi. Ada jutaan, percayalah, jutaan rakyat Indonesia yang mulai dari sekedar suka sampai benar - benar mencintai balapan motor. Saya lahir di keluarga otomotif, walaupun saya anak laki - laki satu - satunya, tetapi sepupu saya, paman - paman saya, semua berkecimpung di dunia otomotif, termasuk orang tua saya. Mereka mengenal sangat dalam segala hal yang berhubungan dengan dunia roda dua, abang - abang sepupu saya merupakan pembalap lokal di daerah Sumatera Utara, sangat terkenal disana, dan saya adalah murid mereka. Makanya kalau menyangkut soal olahraga roda dua, baik diskusi maupun forumnya, mata saya langsung berbinar - binar. Sudah - sudah, cukup curhatnya.

Indonesia sebenarnya memiliki sirkuit, tetapi sirkuit bernama Sentul ini, walaupun membawa embel - embel nama "Internasional" kondisinya, menyedihkan. Dulu Sentul memang pernah menyelenggarakan MotoGP, tetapi itu dulu, terakhir kali di tahun 1997. Valentino Rossi aja masih jerawatan waktu itu. Setelah itu, Sentul tidak pernah lagi mengadakan event2 besar, sama sekali. Cuma menyelenggarakan balapan bebek lokal, motor bebek, bukan bebek beneran, kalaupun ada moge yah paling banter sekelas Asia. Ada juga sirkuit lainnya, banyak, semacam Skyland di sekayu, Binuang di Kalimantan, Kenjeran Park di Surabaya, Pancing di Medan, dan lain lain. Tapi ya gitu dah, balapan bebek.

Sentul saban diperbaiki, itu cuma diaspal ulang, itupun terkesan sejadinya saja. Kadang bahkan cuma ditambal dibagian yang rusak. Keliatan kok kalo di tipi, masa aspal warnanya beda. Sarap. Kemaren Marquez dan Dani Pedrosa datang ke Sentul, jajal sirkuit pake motor RC213V, motor kelas MotoGP tercanggih sejagat raya dan juara dunia pabrikan 2014, terus Marquez coba melakukan aksi burn out. Hasilnya? Aspal langsung bopeng bro. Bopeng. Kaya muka elu iya, bopeng. Anjrit. Gimana malunya kita sama Marquez dan Dani? Apalagi sama Shuei Nakamoto, bos besar Honda Repsol Team.




Itu baru aksi burn out broo... Gimana jadinya tuh trek kalo dipake buat 22 lap Moto3, 24 lap Moto2 langsung dilanjutin 27 lap MotoGP? Tiga hari berturut - turut? Ga kebayang. Ga usah dibayangin, tar pada ga bisa tidur lu pade. Permukaan aspal bisa lebih serem daripada mukanya boneka Annabelle.

Coba lagi perhatiin foto Marquez itu, di tribunnya. Ada ribuan orang disana bro. Ribuan. Itu cuma buat nonton Marquez ama Dani. Iya cuma dua manusia mungil itu muter - muter trek ga jelas. Lu bayangin coba kalo yang dateng pembalap dengan jumlah fans terbanyak di jagat raya ini, Legenda Hidup, rajanya balapan roda dua, pembalap terbaik sepanjang masa, Valentino Rossi? Atau coba bayangin kalau kesemua pembalap mulai dari Moto3, Moto2 dan MotoGP dateng? Bisa - bisa tuh tribun rubuh broooo. Hancur, remuk, luluh lantak, berantakan, porak - poranda kaya kondisi hati ente di malam minggu.

MotoGP adalah balapan roda dua dengan kasta tertinggi sejagat raya. Disini tempatnya para pabrikan besar dan sponsor berpacu - pacu membuang duit milyaran dollar hanya demi menunjukkan mereka adalah yang terbaik di dunia. MotoGP sangat menguntungkan untuk negara yang dikunjunginya. Tiket tidak pernah kurang dari 50.000 pieces terjual. Padahal diselenggarakan di negara yang jauh lebih sedikit motornya daripada Indonesia.

Dan juga sponsor. Jangan pernah anggap remeh sponsor bro. Kalau kita punya Sirkuit kelas Internasional, sudah pasti sponsor berdatangan. Jadi jangan ada alasan Indonesia tidak sanggup bangun sirkuit. MotoGP, dalam hal ini Dorna dan FIM sudah menyatakan siap membantu kalau Indonesia ingin kembali menyelenggarakan MotoGP. Ga percaya? Coba ubek - ubek mbah google, tanyain 'Dorna Incar Indonesia'. Mereka terbelalak ketika mengetahui fans MotoGP terbanyak di Asia bahkan dunia datang dari Indonesia padahal tidak ada balapan di Indonesia. Mereka langsung ngiler, liur menetes, ekor goyang - goyang membayangkan bagaimana suksesnya kalau ada balapan di Indonesia.

Dorna bukan tersadar sendiri bro-sis sekalian, tetapi didesak oleh tiga pabrikan motor terbesar di dunia, Honda - Yamaha - Ducati. Nah, Dorna siap, FIM siap, Honda siap, Yamaha siap, Ducati juga siap padahal motornya cuma sebiji dua biji di jalanan Indonesia. Bagaimana dengan kita sendiri? Lah, kita sih siap masbro. Yang ditanyakan adalah pemerintahnya. Siap? Iya, siap mereka kok. Siap - siap nyari celah dimana bisa mengeruk duit jajan lebih buat kreditan Lamborghini yang belum kebayar 3 bulan. Indonesia gitu looohhhh... Masih rencana aja udah pada mikirin kantong sendiri.

Belum lagi birokrasinya. Dorna udah keburu males duluan kali sebelum mencanangkan kembali ke Indonesia. Lah, buat rakyatnya sendiri aja buat bikin KTP di kelurahan atau bikin SIM di kepolisian aja masih banyak cing-congnya. Apalagi buat orang luar? Ada aja jalan buat lembaga pemerintahan mengeruk lebih miskin lagi rakyatnya. Pajak tiap tahun naik, bensin juga naik, sembako naik. Luar biasa Indonesia, I love you full... Malah ngelindur...

Penikmat balapan sampai sekarang cuma bisa menikmati keindahan seni olahraga ini via televisi, atau ya kalau pembalapnya datang ke Indonesia buat muter - muter ga jelas di Sentul. Kalau yang berduit lebih, apa yang udah menabung setaon duitnya, bisa pergi ke Sepang, Malaysia. Negara penyelenggara MotoGP terdekat darisini. Atau kalo yang bapaknya milliuner, apa abis menang tarohan bola, bisa terbang ke Jepang apa Australia. Sepang sendiri, tiap tahun ratusan, bahkan ribuan orang kita kesono. Anggaplah satu orang ngabisin 3 juta rupiah, kalau seribu orang? Padahal itu Malaysia kalau diliat di peta, cuma seupilnya Indonesia ukurannya. Tapi masih aja kita ngasih mereka milliaran tiap taon. Pantesan Ringgit tiap tahun menguat. Pantesan tiap orang Indonesia kesana nonton MotoGP, orang lokal Malaysia pada sneyum - senyum ga jelas. Senyum - senyum kasian gitu dah.

Apa kita sanggup bangun sirkuit Internasional? Ga usah deh yang sekelas Aragon, atau CoTA, apalagi Qatar, paling ga buat saingannya Sepang deh. Pasti sanggup. Kita ini negara kaya bro. Sangat kaya. Jangan teralihkan oleh tingkat kemiskinan rakyat yang masih sangat tinggi, tetapi lihat hasil laut kita, hasil hutan kita, hasil bumi kita. Tiga besar itu aja tiap tahunnya nyumbang duit ke Indonesia angkanya sampe kaga muat di kalkulator. Apalagi kalkulator henpon ente. Buat satu sirkuit sekelas Sepang mah perkara kecil, tapi niatnya yang belum ada. Dan belum menyadari betapa menghasilkan dan menguntungkannya sirkuit itu. Apalagi kalau itu sirkuit bisa dipakai buat F1. Makin besarlah penghasilannya. Belum lagi lapangan pekerjaan yang tersedia kalau ada sirkuit.  Kalau F1 dan MotoGP datang, yang lain pasti menyusul, seperti Superbike, GT Touring, Supercar, dan banyak lagi lainnya. Tapi ga usah muluk - muluk dulu. Satu MotoGP aja belum keurus. Hadehh broo brooo. Ilernya dilap dulu gih.

"Kenapa harus buat baru min? Kenapa ga perbaiki Sentul aja?" Ada juga yang nanyain gini ke saya. Sekarang ini, Dorna hanya menunjuk trek yang punya tingkat keamanan tinggi. Terutama trek modern baru yang sudah mengedepankan keamanan. Contoh saja Argentina, walau trek tergolong sangat baru, tetapi mereka tidak siap untuk sisi keamanan. Dorna langsung ogah. Tahun ini yang harusnya ada 19 balapan, disunat lagi kembali jadi 18 balapan. Lagipula Sentul sudah sangat lama sekali tidak dirombak. Dana yang dibutuhkan untuk merombak dan me-modern-kan Sentul bisa - bisa sama saja dengan membangun sirkuit baru. Jadi kenapa ga beneran baru sekalian? Ya ga? Ya kan? Bener ga? Bener kan? Iya bener...

Janji janji dan janji. Dari dulu kita cuma diumbar janji. Sudah ada memang wacana untuk ini. Saya bukan yang pertama. Banyak sekali sudah janji yang dilempar sana - sini demi membuai rakyat. Tapi ini janji Indonesia, bung. Janji-nya selalu didalam tanda kutip. Mau bikin di Bali - lah, dibatalin dengan alasan yang ga jelas sampe saat ini. Terus rencana mau dibikin di Jakarta - lah, sama aja. Mulai dari dijanjiin sirkuit sekelas internasional dengan bantuan swasta, sampe terakhir kabarnya cuma buat menampung agar balapan liar di Indonesia berkurang. Tau ga arti tersirat di dalamnya? Itu artinya balik lagi, buat balapan bebek. Kalo kata emak saya, "Panas - panas taik ayam". Awalnya doang heboh, ga lama, hilang kabarnya. Sama kaya taik ayam, kalo baru keluar itu panas. ga percaya? Coba aja cari ayam tetangga, tungguin sampe terus sampe dia beol, nah coba ente pegang, kalo ga puas, jilat. Panas ga? Kalo udah, kabarin gue ya.

Ayo Indonesia, kita bergerak. Jangan cuma nungguin pemerintah berbuat, yang ada sampe cucu ente udah jadi kakek buyut juga ga kesampean. Pemerintah di Indonesia hanya bergerak kalau sudah terdesak. Kalau begitu, mari kita desak mereka. Terutama kita - kita yang masih muda ini. Kita muda tapi kita bisa. Kalau bukan kita, siapa lagi? Begitu kata iklan di tipi kan yak? Duh udah capek nih, bobok dulu. Maaf sudah membuang waktu berharga kalian membaca ketikan ga jelas ini. Lagian ga ada yang nyuruh baca kok. Ciao!

4 comments:

  1. Om, bikin petisi di Change.org aja. Ditujukan ke Menpora kita yang baru. Yakin deh, dengan nama besar VANGUARD ente bisa ngumpulin suara GP Mania di Endonesa. #CumaUsul

    ReplyDelete
  2. indon iri sama Malaysia....hahahaha...Malaysia kaya dan maju.....berbanding dengan indon.....namanya aja sentul..tukar aja jadi kontol

    ReplyDelete