"Riding a race bike is an art - a thing that you do because you feel something inside."

Friday, October 3, 2014

KAMI TIDAK BENCI MARQUEZ!

Judul yang sedikit kontroversial. Sebenarnya sudah lama sekali pengen ngetik ini. Tapi yah namanya admin Vanguard tersohor sejagad raya, punya banyak sekali kesibukan di luar dunia maya. Yuk mari kita bahas kenapa saya angkat topik ini.


Marc Marquez. Nama ini mungkin baru sayup - sayup terdengar beberapa tahun lalu ketika si bocah ajaib - begitu panggilannya - masih bertarung di kelas 125cc. Namun sekarang, bukan hal yang salah mengatakan namanya berada di setiap koran,
majalah, buletin, apapun yang menyangkut tentang otomotif dan olahraga. Bahkan nama ini satu - satunya impact terbesar dalam dominasi Valentino Rossi sebelumnya.

Saya mungkin di twitter acapkali memaki - maki manusia satu ini, tetapi itu bukan karena saya membenci dia, bukan. Tetapi karena saya adalah fans VR46, dan dia adalah manusia lainnya yang membuat saya terdiam ketika saya menonton MotoGP. Bagaimana tidak, umurnya masih kepala 2, dia sudah membuat gebrakan yang tidak pernah disaksikan siapapun pecinta balapan motor tersohor sejagat raya ini sebelumnya. Dia memecahkan semua batas kecepatan, memenangi semua track yang didatanginya, bahkan tahun ini dia memenangi 11 balapan dari 14 kali balapan yang sudah digelar. Ajaib.

Sekali lagi saya katakan, saya tidak benci dengan Marquez, hanya saja rasanya dia mendapatkan semua pencapaiannya dengan terlalu mudah. Di tahun pertamanya saja dia sudah membuat kontroversi dengan langsung mengendarai Honda Repsol yang mana adalah Factory class. Dimana sebelumnya ada peraturan yang melarang hal tersebut, tetapi demi kediktatoran Honda dan kepentingan Dorna sendiri, peraturan tersebut dihapuskan. Kesal tidak?

Di tahun pertamanya pula dia sudah menjadi juara dunia, si bocah berumur 20 tahun saat itu, menjadi juara dunia hanya di tahun pertamanya. Gila? Ya silahkan diputuskan sendiri, mengingat Valentino Rossi sang juara dunia 9 kali membutuhkan waktu 2 tahun untuk bisa menjadi juara dunia. Walau saat itu Rossi naik Honda satelit di tahun pertamanya, tetapi tetap saja, ini gila.

Sekarang ini nama Marquez sangat keramat di setiap latihan bebas dan kualifikasi. Karena seolah - olah semua fans dan pers sudah mentahbiskan namanya berada di puncak setiap sesi berlangsung dan sudah tidak lagi kaget, bahkan sama sekali tidak kaget ketika namanya berada di puncak pada latihan bebas atau kualifikasi dengan memecahkan rekor lap time. Hampir di setiap sirkuit dia memecahkan rekor lap time. I have no fucking idea how he does that.

Menonton cara dia balapan juga sesuatu yang ajaib. Dia mengendarai motor aspal seperti motor garuk tanah (baca : motocross) yang mana juga dia piawai di keduanya. Honda RC213V nya seolah - olah menolak dikendarai seperti itu, sliding kiri kanan, bumping in and out, tremor out of turn, tetapi pantatnya masih aja nempel di motor tanpa melempar dia terbang seperti yang seharusnya logika katakan. Dia beruntung, ini zaman elektronik, semua diatur oleh throttle control, anti wheelie and other shit. Kalau dia terlahir di zaman Rossi, dan harus mengendarai motor 500cc 2 tak murni mesin ganas tanpa embel - embel elektronik, dengan cara membalap seperti itu? I can't even imagine.

Dia juga sangat akrab dengan Rossi diluar lintasan, di press conference, di acara bersama, di podium, di cooling down lap, dimanapun ada kesempatan mereka berdua, selalu ada gelak tawa dan candaan khas. Melihat mereka berdua tersenyum, tertawa, saling bercanda menjadi hal yang benar - benar membuat hati berasa teduh. Cailah.
Hormatnya ke Rossi juga bukan sesuatu yang mengejutkan, karena Marquez sendiri mengakui dia adalah FBR kalo kata kita - kita. Alias Fans Berat Rossi. Bahkan di kamarnya penuh dengan poster sang legenda lengkap dengan miniatur motornya dari segala kelas dan tahun. Anak ini tidak memberikan satu alasan pun untuk saya membenci dia. Apalagi faktanya dia lahir di 17 Februari, tanggal dan bulan yang sama dengan saya dan cuma berselang 1 hari dari Valentino. Alah, ga penting.

Tetapi, hal yang disayangkan, adalah fansnya, seolah - olah mereka membandingkan sang bocah dengan seorang legenda hidup, 9 kali juara dunia, orang yang membawa banyak sekali perubahan dan pengaruh dan batas maksimum di kejuaraan dunia balap motor. Mugkin Marquez adalah yang tercepat saat ini, tetapi untuk menjadi selevel seorang Valentino Rossi? Are you guys fucking kidding me? Really? You fucking kidding me? Dia masih butuh waktu untuk itu. Bagaimanapun Valentino Rossi sudah menjalani hal yang dijalani Marquez sekarang, bahkan lebih berat lagi. Dia juara dunia di kelas 500cc dengan para legenda MotoGP, dia bertarung di segala kelas di segala aturan di segala perkembangan di sega jenis motor di segala kondisi dan situasi di segala - galanya hal yang dilemparkan kepadanya. Lihat dia sekarang, dimana dia berdiri, dia masih di urutan teratas pembalap tercepat saat ini. Dia masih berada di baris depan, berada untuk bersaing dengan pembalap yang jauh jauh jauh jauh jauh jauh lebih muda daripada dirinya sendiri, dan dia masih sanggup menggapai podium, dia bahkan masih sanggup menang dengan segala hal yang dianggap keterbatasan dan akan mengekangnya.

Banyak juga fans yang kemaren mendukung Gibernau, Biaggi, Stoner, Lorenzo, bahkan Rossi sendiri yang berpaling kepada Marquez, bukan hal aneh, mengingat sifat beberapa manusia, yang cuma main aman dalam hidupnya, daripada kalah bacot, mending main aman dengan mendukung dan seolah - olah menjadi fans terhebat untuk pembalap yang saat ini sedang berada di puncak performa. Hal ini sudah sangat biasa di olahraga lain terutama Sepakbola, jadi sudah tidak heran terjadi juga di MotoGP. Satu hal yang perlu kalian ketahui, kami fans Valentino Rossi, kami puluhan tahun mendukung dia, baik di masa dia jaya dan di masa dia terpuruk, di masa dia terjatuh dan di masa dia memuncaki podium. Apapun yang kalian pikirkan tentang diri kalian sendiri, KAMI TIDAK SELEVEL DENGAN KALIAN. Sorry la yaaaw...


Jadi kesimpulannya, kami tidak membenci Marquez, kami hanya membenci keadaan yang terlalu berpihak kepada dia. Siapa juga yang mau nonton sesuatu apapun itu yang hasil akhirnya sudah ketebak? Siapa?
Tidak ada hal dalam diri Marquez yang memberikan alasan kepada siapapun untuk membenci dia. Dia juga ramah kepada siapapun, diluar track. Marquez adalah satu keajaiban yang tidak terjadi setiap hari, itu adalah kenyataannya, tetapi sampai kapan hal ini akan bertahan? Valentino Rossi dari awal sampai detik ini masih bertahan, bahkan penggemarnya bertambah setiap detiknya. Bisakah Marquez mencapai level ini? Atau penggemarnya akan kemudian meninggalkan dia sedetik setelah ada juara dunia lain yang mendominasi MotoGP? Likely so... Jadi nikmatilah masa kalian bersama Marquez, dan kami tidak membenci dia, selama dia tetap seperti ini, kami tidak membenci dia, kami cuma bisa menyalahkan keadaan. Mungkin kami tidak akan menjadi seperti kalian yang memuja - muja dia layaknya dia yang terhebat sepanjang masa padahal kalian baru dengar namanya tahun lalu, tetapi kami tidak akan menjadi seperti kalian dan kami tetap tidak akan membenci Marquez. Kami bersatu untuk Valentino Rossi dari dulu, dan sampai kapanpun nantinya, kami hanya akan berdiri untuk satu nama itu, tidak peduli berapa banyak rekor Rossi yang akan dipecahkan oleh Marquez atau bahkan dilampaui olehnya. Kami punya hak untuk itu, karena kami fans Valentino Rossi, karena kami ada disini sebelumnya dan tetap disini setelahnya.


Ciao!

4 comments:

  1. Hiks sedih gua.. Tulisan ny nyentuh banget.. Iy gua stuju.. Cuma bisa.nyalahin keadaan..
    Well.. You're still my hero 46

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. betul,keadan yang mmbuat nama marques melambung.. sy tidak membenci marques.. iostoconVale46... V_R46...!!!!!

    ReplyDelete
  4. betul,keadan yang mmbuat nama marques melambung.. sy tidak membenci marques.. iostoconVale46... V_R46...!!!!!

    ReplyDelete