"Riding a race bike is an art - a thing that you do because you feel something inside."

Wednesday, December 11, 2013

Valentino Rossi itu MotoGP

Valentino Rossi adalah MotoGP. Yah, mungkin sebagian dari kita sering sekali mendengar jargon ini. Dan semua juga udah tahu alasannya. 'Terus kenapa diangkat lagi topiknya min?' Yah namanya juga Vanguard, ga ada kerjaan. Alasan lainnya karena saya baru baca salah satu artikel di crash.net yang di mention oleh salah satu follower ke saya. Isinya sangat menarik. Jadi saya coba  bahas lebih dalam, sedalam sumur. Lebih tajam, setajam silet udah diambil sama salah satu presenter acara gosip ga jelas di tv. Sama kaya blog saya ini yang juga sama - sama ga jelas. Ini bicarain apa sih? Yuk baca lanjutannya.


Beruntunglah kalian saya sedang rajin nge-blog dan ngetik, gimana ga beruntung, lagi off season gini ga ada yang dibahas, eh ada mimin Vanguard yang ganteng membahana seantero jagat raya muncul di blog. Walaupun masih banyak aja yang protes, udah ga bayar, protes lagi, tapi yah orang Indonesia, udah tabiat. Dimaklumin aja. Makin ngalor ngidul lu min! Ya maap. Idih.

Jadi begini, isinya artikel itu..... Udah dibaca belum sih? Baca dulu, tuh klik aja crash.net, udah saya hyperlink ke TKPnya, abis baca baru balik kesini lagi.

Udah? Nah kita lanjut lagi, dih gini doank sampe tiga paragraf. Intinya artikel itu adalah, Dimana Valentino Rossi menunjukkan aksi yang menarik, maka nilai 'kenikmatan' atau rating balapan akan semakin tinggi. Ga percaya? Berarti ente belum baca ya artikelnya? Atau anda harus kursus Bahasa Inggris lagi kayanya.

Di crash.net tersebut mereka meminta kepada penikmat balapan roda dua tersohor di jagat raya ini untuk memberikan penilaian tiap tiap seri, dengan range 0 sampai 10. Yang mana nilai 0 itu artinya menjijikkan, dan nilai 10 itu luar biasa cetar membahana. Dan ternyata pemenangnya adalah Assen. Balapan di negeri kincir angin dan bunga tulip yang pernah menjajah negara kita ratusan tahun itu.

Kenapa Assen begitu cetar membahana? Ya alasan utama yang ga bisa dipungkiri, Valentino Rossi menang disana setelah vakum dari dunia persilatan, eh, dari puncak podium setelah 2,5 tahun. Iya, dua setengah tahun. Itu masuk rekor juga, sebagai pembalap yang menang kembali untuk jarak terlama. Ga bisa dianggap membanggakan juga sih, tapi rekor tetaplah rekor. Daripada elu? Taunya cuma tekor dan telor.

Mari kita bandingkan tahun lalu, dimana track yang menjadi pemenang dengan rating tertinggi adalah Le Mans Prancis. Negara si Randy De Puniet yang punya bini yang bodynya aduhai, ngalahin lekukan track Le Mans bok. Dih makin ngaco aja lu min. Yah, namanya juga mimin Vanguard, semua kenal dia sarap. Maklumin aja ye.

Terus kenapa bahas Le Mans min? Ya iyalah, tahun lalu di Le Mans, Vale podium dua, ngasepin si boneng yang naik motor superior, Honda RC212V. Balapan berlangsung wet - track. Artinya? Ya ampun cyiiin, masa harus nyari kamus dulu. Itu artinya treknya kebasahan abis maen ujan - ujanan cong! Nanti aja bahas si boneng, karena dia memang sudah takdir selalu jadi bulan - bulanan. Udah naik Honda aja masih diasepin ama kakek - kakek usia 33 tahun saat itu. Hujan sih, jadi skill yang unggul, bukan gigi, eh, tenaga motor.

Jadi dari dua trek yang juara di dua tahun belakangan sesuai rating, apa kesimpulannya? Ya seperti yang dibahas di atas tadi, dimana Vale menunjukkan tontonan menarik, maka disitulah trek yang paling disukai penonton. Jadi mau ngomong apapun haters, tetap saja fakta ini masih akan berdiri tegap sampe ratusan tahun ke depan.

Masih butuh bukti lagi nih min, kurang puas, kurang lama, kurang jantan, eh.

Oke, coba cek lagi artikel tadi, juara kedua trek dengan rating terbanyak dimana sodara - sodara?? Di Qatar miiinnn!!! Pinter anak - anakku. Masih perlu dijelasin lagi kenapa Qatar juga masuk rating tertinggi di 2013? Aduh nak, darimana aja sih? Disitu Vale juara dua, menunjukkan 'ke-tua-annya' kepada bocah ingusan 20 tahun yang baru belajar naik motor berkapasitas satu liter. Lagi - lagi ada nama Rossi disana yang memberikan tontonan menarik. Jadi demikianlah diputuskan saudara - saudara. Sudah tahun 2013, dimana banyak pembalap muda berdatangan dan termasuk di dalamnya rookie sensasional. Marc Marquez, tetapi tetap saja, Valentino Rossi masih menjadi penentu kemana mata penonton memandang.

Sekarang kita bahas yang paling menjijikkan, atau peringkat rating terendah tahun ini. Ternyata 'pemenang'nya Catalunya dengan rating paling rendah. Kenapa miiin???? Wajarlah, si Lorenzo mimpin dari sejak lampu start dipadamkan sampe bendera finish berkibar. Dih, pantesan aja sponsor nolak, wong dia menang aja tetap ratingnya rendah, mana di kampungnya sendiri lagi. Kasihan... At least he's been trying hard to be Valentino Rossi.

Terendah kedua? Ternyata kampung halaman The King Of Motorcycle racing. Mugello, Italia. Nah lo, mampus lu min, tadi ngata - ngatain Lorenzo. Idih, emang lupa ya? Vale jatuh disruduk si pembalap paling bau tai sedunia. Siapa juga yang mau nonton balapan tanpa Valentino Rossi di dalamnya? Ya wajarlah kena pinalti juara kedua terburuk tahun ini.

Mugello 2013 - Only Vale could make this happened.

Jadi semakin jelas sudah kalau No Valentino Rossi No MotoGP No Rossi No Party.

Sekian dan terima kasih banyak sudah meluangkan waktu berharga kalian untuk membaca artikel sampah dari seorang admin tersarap yang pernah ada di muka bumi. Ciao! Horas! Buonasera a tutti!

3 comments:

  1. MANTAP! VALE IS THE BEST

    ReplyDelete
  2. joss gandos cak!! horas! manat manat

    ReplyDelete
  3. one word and one sentence that is interesting :
    word : "Boneng" -> baru tau si boneng ikut balapan :D
    sentence : "At least he's been trying hard to be Valentino Rossi." -> it's so fucking damn right!!

    ReplyDelete