"Riding a race bike is an art - a thing that you do because you feel something inside."

Tuesday, March 11, 2014

Pro Kontra, Factory, Factory 2 dan Open Class.

MotoGP, kelas premier, kelas pemimpin, balapan dengan kasta tertinggi di jagat raya, tahun ini kembali mengeluarkan peraturan yang semakin ribet, semakin sulit dimengerti dan tidak pasti kemana arahnya. Dihapuskannya CRT membawa kelas baru tahun ini, dimana team boleh membeli/menyewa mesin motor dari pabrikan manapun yang menyediakannya, dan terciptalah nama "Open Class". Apa sih Open Class itu? Apa perbedaan signifikannya dengan Factory Class?





Factory Class : 

Kelas ini hanya diizinkan untuk membawa 20 Liter bahan bakar setiap race, dan hanya 5 mesin untuk sepanjang tahun. Tidak diizinkan mengembangkan mesin dan kelima mesin harus diserahkan untuk disegel ke panitia. Dan setelah mesin yang disegel, maka beberapa part juga akan termasuk disegel dan tidak bisa juga dikembangkan. Ini termasuk daleman mesin, crankshaft (poros engkol), cams (kem), valves (klep), pistons, conrod (tiang seher) dan lain lain. Sedangkan gearbox masih bisa dikembangkan karena segel tidak mencapai kesana. Spesifikasi mesin juga harus sama persis (identical) sesama team. Artinya, mesin untuk Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa dan Marquez, serta Pol Espargaro dan Bradley Smith harus sama.

Test juga terbatas untuk kelas Factory. Mereka dapat mengambil jatah latihan resmi 3 track setelah Jerez, Barcelona dan Brno dan lima hari pada track yang dianjurkan Dorna.

Team Factory harus menggunakan ECU dan data logger dari Magneti Marelli, tetapi mereka dapat menggunakan dan mengembangkan software sendiri dan menggunakan paket sensor sendiri.

Open Class : 

Motor Kelas Open (Open Class) dapat menggunakan 24 Liter bahan bakar pada sekali balapan, dan diizinkan untuk membawa dan mengganti (merotasi) sebanyak 12 mesin. Tidak ada larangan untuk mengembangkan mesin, tiap tiap mesin dari 12 mesin dapat diizinkan berbeda secara keseluruhan, dan mesin boleh berbeda speknya dalam satu team.

Test hanya dibatasi oleh penggunaan ban, yakni 120 ban per musim per pembalap resmi. Pembalap dapat melakukan test kapanpun dan dimanapun mereka inginkan, tetapi tidak pada sirkuit yang akan diadakan balapan dalam rentang waktu 15 hari.

Open Team juga harus menggunakan paket hardware ECU dari Magneti Marellu, termasuk datalogger, paket sensor dan software.

Open team juga memiliki pilihan ban yang lebih lunak.


Factory 2 Class : 

Rules untuk awalnya tidak jauh berbeda dengan Open Class sepanjang tahun, dengan syarat tidak pernah podium atau menang.
Pada hal ini, khususnya Ducati, yang baru mengumumkan resmi untuk pindah ke Open Class. Karena mereka seharusnya pabrikan (factory), maka mereka akan dikenakan peraturan khusus, yakni, apabila mereka menang sebanyak satu kali atau dua kali podium dua, atau tiga kali podium tiga, maka rules akan berubah.
Dari awalnya mereka diizinkan 24 liter bahan bakar untuk balapan, dikurangi menjadi 22.5 liter. Mesin yang awalnya diizinkan 12, dikurangi menjadi 9 mesin. Rules ini berlaku hanya dan hanya jika syarat di atas tentang kemenangan dan podium terjadi.

Sedangkan rules lainnya tetap sama dengan Open Class.

Pro dan Kontra?
Kenapa harus bertahan di Factory Class?
Untuk team pabrikan, MotoGP adalah ajang untuk segalanya. Harga diri, kehormatan, gengsi, martabat semua dipertaruhkan disini (yang tampaknya Ducati tidak menyadari hal ini). Untuk saling menunjukkan ke konsumen siapa yang terbaik. Hal lainnya adalah untuk membuktikan seberapa kuat dan tahan mesin mereka kepada penonton dan penikmat MotoGP yang mana dalam satu musim dengan 18 race dan hanya diizinkan membawa 5 mesin. 20 liter juga menunjukkan walau motor mereka luar biasa cepat, tetapi hanya membutuhkan sedikit bahan bakar untuk melahap puluhan lap dan ribuan kilometer.
Factory team juga dapat mengembangkan sendiri software untuk ECU Magneti Marelli, artinya pabrikan dapat kesempatan untuk semakin mengembangkan dan mempelajari keseimbangan dan kontrol motor mereka walau dengan syarat - syarat yang memberatkan dan kondisi peraturan yang berubah - ubah.
Intinya bertahan di Factory Class adalah gengsi tinggi. Dan gengsi tinggi akan terbayar dengan kepercayaan konsumen untuk produk yang mereka beli. Bukan rahasia kalau hampir semua part ataupun pengembangan motor di MotoGP, maka teknologinya akan segera muncul di motor massal yang dijual bebas untuk konsumen.

Kenapa memilih Open Class?
Lebih banyak bahan bakar, ban yang lebih lunak, tetapi yang terpenting dari segalanya adalah kesempatan untuk mengembangkan mesin seiring musim berjalan.
Dalam kasus Ducati, mereka ragu kalau bertahan di Factory Class, maka mereka tidak dapat melanjutkan pengembangan motor yang mana sedang mereka giatkan beberapa tahun belakangan. Karena pada test awal di Sepang hasil yang diraih Ducati masih mengecewakan, jadi mereka takut harus bertahan dengan mesin itu sepanjang musim. Mereka khawatir kalau di pertengahan musim mereka harus mengubah mesin, untuk meningkatkan keseimbangan dan behaviour (tingkah laku) motor. Mereka mungkin harus memindahkan lokasi atau dimensi komponen mesin, menambah berat pada crankshaftnya, merubah posisi mesin atau gear. Kalau mereka bertahan di Facory, maka hal ini tidak dapat dilakukan. Satu hal juga, dengan pindahnya mereka ke kelas Open, maka mereka bebas untuk melakukan test setiap kali ada perubahan di mesin, dengan Andrea Dovizioso ataupun Cal Crutchlow.

Ban : Untuk open class, dengan adanya pilihan ban yang lebih lunak menandakan jelas, kalau mereka akan untung dari segi performa, tetapi hanya pada awal - awal balapan. Karena semakin lunak kompon akan semakin cepat pula gripnya habis. Performa berbanding terbalik dengan durability. Juga mereka hanya dapat menggunakan software dari magneti marelli, berbeda dengan Yamaha dan Honda yang memiliki akses untuk mengganti software tiap tiap track untuk memaksimalkan penggunaan ban pada saat balapan. Dengan software yang dapat diubah, memanfaatkan data dari datalogger selama latihan bebas untuk memprediksi algoritma pada saat balapan untuk kontrol traksi (Traction Control) dalam tiap - tiap lap. Software yang sama juga dapat merubah dirinya sendiri berdasarkan dari feedback sensors, menambah atau mengurangi traksi pada ban secara otomatis.
Bahan Bakar : Memiliki 20% lebih bahan bakar adalah keuntungan untuk team Open Class dalam hal durasi pada balapan, tetapi membawa sekitar 3 kilogram lebih berat bahan bakar akan membuat motor lebih sulit dikendalikan ketika pengereman, sampai dengan bahan bakar sudah mulai terbakar sebagian. Kelas Factory akan kesulitan dengan throttle response ( respon gas ) khususnya di track yang sangat bergantung pada bahan bakar, seperti Misano dan Motegi. Open Class tidak akan ada masalah berarti dari segi bahan bakar, dan akan memiliki respon throttle yang lebih baik sepanjang balapan.

2 comments:

  1. jangan2 dalam race motogp besok ada beberapa kejuaraan dalam 1 kelas, kayak musim kemarin, ada crt tercepat yang naik podium. tahun ini mungkin ada 3 kategori ya? factory, factory 2 dan open class, hahaha
    membingungkan...

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete